Rabu, 24 April 2013

Perdukunan Dalam Globalisasi

Perdukunan adalah istilah penghinaan yang digunakan untuk menggambarkan praktik non medis ujungnya penipuan. Perdukunan merupakan kepura-puraan keterampilan non medis atau orang yang berpura-pura sebagai seorang ahli profesional, memiliki pengetahuan atau kualifikasi pada beberapa bidang keahlian, padahal dia tidak memiliki dan merupakan Seorang penipu.

Orang yang melakukan perdukunan biasanya tidak sendiri, mereka biasanya terdiri dari beberapa orang merupakan satu TIM yang modus operasinya adalah penipuan. Untuk mencari mangsa ada orang-orang yang bertindak sebagai orang yang mempromosikan bidang keahlian si dukun itu, padahal promosinya omong kosong dan penipu. Jika ada mangsa yang sudah masuk perangkap maka mulai diadakan perjanjian untuk pergi ke rumah sang Dukun. Dengan trik perdukunan si Mbah Dukun bisa menebak isi hati dan kemauan pasien, inilah salah satu penipuan yang bisa menjatuhkan martabat Dukun yang asli.

Sebenarnya praktik perdukunan bukanlah khas masyarakat daerah (suku) dan tradisional yang melambangkan keterbelakangan. Bangsa maju dan modern di Eropa dan Amerika yang mengagungkan rasionalitas juga punya sejarah perdukunan, berwujud santet (witchcraft).

Namun seiring perkembangan zaman yang lebih modern dengan kemajuan teknologi, manusia lebih berfikir berdasarkan logika dan sesuatu yang masuk akal dan lebih bisa di terima oleh nalar. Jadi, dunia perdukunan dalam era globalisasi semakin berkurang dan bukan tidak mungkin perdukunan akan habis dimakan zaman.
Karena ilmu perdukunan ini lebih sering digunakan untuk hal-hal yang negatif.


Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sponsor by Rubber Gank